Anya Geraldine dan IU Bongkar Sisi Gelap Skincare dan Self Care yang Bisa Berubah Jadi Self Harm

HYPEPOP - 11 September 2025 - 0

Popers, pernah nggak sih kamu scroll TikTok terus ngerasa insecure gara-gara tren skincare terbaru? Rasanya semua orang punya kulit glowing tanpa pori-pori, sementara kita masih struggling sama jerawat atau bekasnya. Nah, ternyata perasaan kayak gini bukan cuma dialami sama kita-kita, tapi juga sama figur publik yang sering kita anggap sempurna. Dua nama besar, Anya Geraldine dari Indonesia dan IU dari Korea Selatan, pernah jujur soal luka batin yang mereka alami di balik rutinitas self care dan tekanan untuk selalu tampil flawless.

Saat Self Care Jadi Topeng di Balik Luka

Buat Popers yang nge-follow Anya Geraldine, pasti tahu betapa hidupnya terlihat glamor. Feed Instagram-nya penuh dengan outfit kece, liburan mewah, sampai wajah yang glowing. Tapi kenyataannya nggak sesempurna itu. Dalam wawancara di podcast Close The Door bareng Deddy Corbuzier (2020), Anya mengaku pernah melakukan self harm karena merasa tertekan. Ia bilang, “Aku dulu pernah melukai diri sendiri karena stres dan nggak tahu harus cerita ke siapa.”

Kalau dipikir, ada kaitan erat antara dunia skincare yang penuh standar tinggi dengan pengakuan Anya. Saat publik selalu menuntut kulit glowing sempurna, setiap jerawat kecil bisa terasa seperti kegagalan besar. Self care yang seharusnya bikin tenang, justru berubah jadi topeng yang dipakai untuk menutupi luka batin.

IU dan Tekanan Skincare Culture Korea

Di Korea Selatan, tekanan soal penampilan jauh lebih ekstrem. Industri hiburan di sana terkenal dengan standar kecantikan yang hampir nggak realistis. Kulit harus putih, mulus tanpa noda, dan selalu terlihat muda. IU, salah satu solois terbesar Korea, pernah mengaku dalam acara Healing Camp di SBS (2013) bahwa ia mengalami depresi berat dan bahkan sempat punya pikiran untuk mengakhiri hidupnya. Ia berkata, “Aku merasa seperti orang yang sangat kecil, tidak berguna, bahkan berpikir lebih baik aku tidak ada di sini.”

Meski IU jarang bicara langsung tentang skincare, fans tahu betul betapa ketatnya standar kulit di dunia K-pop. Idol yang jerawatan atau terlihat lelah bisa langsung dihujat online. Tekanan semacam ini bikin rutinitas self care mereka bukan lagi soal merawat diri, tapi jadi mekanisme bertahan hidup di industri yang brutal.

Dalam wawancara dengan GQ Korea tahun 2020, IU menambahkan, “Aku masih belajar mencintai diriku sendiri, tapi sekarang aku tahu aku tidak sendirian.” Kutipan ini menunjukkan kalau meskipun dia sudah di puncak karier, perjuangan menerima diri sendiri masih jadi PR besar.

Self Care vs Self Harm Apa Bedanya?

Popers, penting banget buat bedain antara self care yang sehat dan self harm yang sering terselubung.

Self care itu tentang merawat diri supaya lebih sehat secara fisik maupun mental. Misalnya skincare buat rileks, journaling buat mengatur emosi, atau olahraga ringan sebagai mood booster. Intinya, self care bikin energi kita balik lagi, bukan habis.

Sebaliknya, self harm bisa muncul ketika rutinitas perawatan diri berubah jadi obsesi. Kayak misalnya, kamu maksa pakai skincare berlapis-lapis hanya karena takut nggak glowing di depan kamera, atau merasa bersalah parah tiap kali skip step skincare. Lebih ekstrem lagi, ketika tekanan itu memicu rasa benci pada tubuh sendiri sampai akhirnya melukai diri.

Inilah sisi gelap dunia skincare yang jarang dibahas. Alih-alih jadi jalan healing, ia bisa berubah jadi racun kalau dijalani hanya demi memenuhi standar orang lain.

Pelajaran dari Anya dan IU

Kisah Anya Geraldine dan IU mengingatkan kita kalau self care sejati bukan tentang pencitraan di depan kamera. Anya bilang dalam podcast-nya, “Aku sekarang belajar kalau nggak apa-apa cerita ke orang lain, karena itu bisa jadi jalan keluar.” Sementara IU menekankan pentingnya menerima diri sendiri meski perjalanan itu nggak gampang.

Kedua cerita ini punya benang merah. Keduanya perempuan publik figur yang hidup dalam sorotan kamera, keduanya berjuang dengan luka batin, dan keduanya sadar bahwa skincare atau penampilan fisik aja nggak cukup buat menyembuhkan hati.

So, Popers, jangan sampai rutinitas self care jadi jebakan yang bikin kita makin tertekan. Skincare itu boleh banget, bahkan penting, tapi jangan sampai jadi sumber luka baru. Kalau kamu merasa overwhelmed, jangan ragu untuk cerita ke orang terdekat atau cari bantuan profesional. Ingat, self care itu tentang sayang sama diri sendiri, bukan menyakiti diri demi terlihat sempurna.

Nah, gimana menurut kamu Popers Apakah kamu pernah ngerasa self care jadi beban, bukan healing? Yuk share di kolom komentar, biar kita bisa saling support bareng-bareng.

Pic source: Instagram iuofficial anyageeraldine

Baca juga:
Kenapa Gen Z Ketagihan Nonton Film Horor? Dari Lokal, Korea, sampai Barat

Follow hypepop agar tidak ketinggalan berita menarik lainnya.

Leave a Comment

You must be logged in to post a comment
Please Login or Register now!