Popers, masih ingat drama Coachella 2024?
Popers, siapa yang masih inget waktu penampilan LE SSERAFIM di Coachella sempat bikin heboh jagat maya? Saat itu, banyak yang ngomongin performa live mereka yang dianggap kurang stabil. Beberapa potongan video tersebar cepat di media sosial dan bikin grup ini jadi trending di mana-mana. Dari situlah awal mula hujatan besar muncul.
Netizen menyoroti kualitas vokal dan penggunaan backtrack yang dinilai terlalu dominan. Kritik terus bergulir dan bahkan memunculkan istilah “hate train”, yaitu gelombang hujatan beruntun yang nggak berhenti meskipun isu awalnya sudah lewat. Sejak saat itu, nama LE SSERAFIM terus dikaitkan dengan kontroversi soal performa, visual, sampai konsep panggung.
Dari Hujatan Jadi Diskusi Soal Double Standard
Yang menarik, kontroversi ini berkembang jadi perdebatan yang lebih besar di komunitas K-pop. Banyak fans dan pengamat mulai membahas tentang double standard di dunia hiburan Korea. Ada grup lain yang juga sempat tampil kurang maksimal, tapi tidak mendapat hujatan sekeras LE SSERAFIM. Akhirnya muncul pertanyaan, “Kenapa cuma mereka yang diserang habis-habisan?”
Isu ini bahkan menyinggung soal gender dan ekspektasi terhadap girl group. LE SSERAFIM yang dikenal dengan konsep kuat dan percaya diri sering dianggap “terlalu arogan” oleh sebagian netizen. Padahal konsep itu yang dari awal mereka bawa sejak debut. Diskusi ini kemudian membuka ruang untuk membahas bagaimana publik memperlakukan idol perempuan dibanding idol laki-laki.
Comeback “Spaghetti” dan Sindiran Halus untuk Haters
Waktu berlalu, tapi bayangan Coachella masih membekas. Di tahun 2025, LE SSERAFIM kembali dengan comeback bertajuk “Spaghetti”. Menariknya, banyak fans menyadari lirik lagu dan visual comeback kali ini terasa seperti pesan tersembunyi untuk haters. Dalam beberapa bagian lirik, mereka seakan menyinggung “badai bulan April”, yang jelas merujuk pada masa sulit setelah Coachella.
Comeback ini bukan cuma soal lagu baru, tapi juga tentang membalikkan narasi. LE SSERAFIM tampak lebih berani dan santai menghadapi kritik. Mereka tidak berusaha menyenangkan semua orang, melainkan menunjukkan versi terbaik diri mereka. Walaupun masih ada komentar negatif soal styling dan penampilan di acara musik, banyak fans merasa grup ini makin kuat dan tahu arah yang mereka tuju.
Badai Belum Reda, tapi Mereka Tetap Melangkah
Kenapa isu ini masih menarik untuk dibahas sekarang? Karena kasus LE SSERAFIM mencerminkan dinamika fandom dan budaya digital saat ini. Gen Z hidup di era di mana satu klip viral bisa menentukan nasib reputasi seseorang. Hujatan cepat muncul, tapi dukungan juga bisa datang dalam waktu singkat. Di sisi lain, ini juga menunjukkan bagaimana idol harus punya mental baja untuk tetap tampil di tengah tekanan publik.
Selain itu, comeback mereka yang berani mengangkat kembali masa lalu menunjukkan bagaimana K-pop sekarang bukan sekadar musik, tapi juga narasi. Banyak grup mulai mengubah kritik menjadi bahan karya. LE SSERAFIM melakukannya dengan cukup cerdas. Mereka tidak menutupi masa lalu, tetapi menggunakannya sebagai bagian dari perjalanan mereka.
Popers, Kita Juga Punya Peran di Sini
Dari kisah ini, ada hal penting yang bisa dipelajari. Pertama, standar yang diterapkan publik sering kali tidak seimbang. Netizen mudah menilai tanpa melihat konteks. Kedua, idol bukan robot. Mereka bisa salah, tapi mereka juga bisa tumbuh. Ketiga, kekuatan fandom bisa jadi senjata dua arah, tergantung bagaimana reaksi mereka menghadapi kritik.
LE SSERAFIM kini jadi contoh nyata bahwa menghadapi hujatan tidak selalu berarti harus mundur. Justru dengan transparansi, kerja keras, dan konsistensi, citra bisa berubah perlahan. Fans juga belajar bahwa dukungan terbaik bukan dengan menyerang balik, tapi dengan terus mendukung secara positif.
Perjalanan LE SSERAFIM dari dihujat sampai bangkit lagi jadi bukti bahwa dunia hiburan itu keras tapi dinamis. Mereka tetap berani tampil dan membuktikan diri di tengah kritik yang tidak berhenti. Sekarang giliran kamu, Popers. Menurut kamu, apakah hujatan ke LE SSERAFIM masih pantas dibahas, atau seharusnya publik mulai move on dan memberi ruang bagi mereka untuk berkembang? Tulis pendapat kamu di kolom komentar, ya!
Pic source: IG @le_sserafimcustomized
Follow IG hypepop agar tidak ketinggalan berita menarik lainnya







