5 Perempuan Indonesia yang Bangkit dari Bullying

HYPEPOP - 19 June 2025 - 0

Perempuan Indonesia yang Bangkit dari Bullying

Hai, Popers!
Pernah nggak sih kamu ngerasa minder karena ejekan orang lain? Atau mungkin pernah diledek gara-gara fisik, penampilan, atau cara kamu menjalani hidup? Faktanya, banyak banget orang hebat di luar sana yang dulunya justru pernah jadi korban bullying. Bahkan beberapa public figure perempuan Indonesia yang sekarang kita kagumi pun melewati masa sulit itu. Mereka membuktikan satu hal penting, apa yang dulu jadi kelemahan, bisa berubah jadi kekuatan besar kalau kita nggak menyerah.

Prilly Latuconsina, Kecil Bukan Halangan Besar

Prilly Latuconsina mungkin sekarang dikenal sebagai aktris papan atas, produser, influencer, dan pebisnis muda yang produktif. Tapi perjalanan Prilly nggak selalu seindah feed Instagram-nya. Sejak kecil, ia sering di-bully karena tubuhnya yang mungil. Komentar-komentar negatif dari teman sekolah membuat mentalnya tertekan. Sampai akhirnya Prilly memutuskan untuk homeschooling demi menjaga kesehatan mental. Tapi di titik terendah itu, Prilly justru menemukan kekuatan dalam dirinya. Ia fokus mengasah bakat, memperluas jaringan, dan kini berhasil membuktikan diri sebagai artis serba bisa yang berpengaruh.

Maudy Ayunda, Dulu Diledek, Kini Jadi Simbol Prestasi

Maudy Ayunda dikenal sebagai sosok cerdas, anggun, dan berprestasi. Tapi di balik semua prestasi akademik dan bakat multitalentanya, Maudy juga pernah merasakan pahitnya perundungan. Waktu kecil, ia sering diejek karena gigi kelinci yang menonjol dan tubuhnya yang kurus. Tapi Maudy membuktikan bahwa ukuran fisik tidak bisa membatasi potensi diri. Dengan ketekunan dan konsistensinya, ia sukses menembus dua kampus bergengsi dunia, Oxford dan Stanford. Sekarang, Maudy bukan cuma dikenal di dunia hiburan, tapi juga jadi public figure yang aktif menginspirasi banyak perempuan muda Indonesia untuk berani bermimpi dan berpendidikan tinggi.

Ayu Gani, Unik Itu Powerful

Ayu Gani, model asal Indonesia, dulu sempat mendapat banyak komentar negatif karena dianggap berbeda dari standar kecantikan industri modeling. Banyak orang meragukan apakah wajah Asia Tenggara seperti dirinya bisa diterima di ranah internasional. Tapi Ayu justru membuktikan sebaliknya. Kemenangan spektakulernya di ajang Asiaโ€™s Next Top Model menjadi pembuktian bahwa standar kecantikan itu luas, bukan cuma yang digambarkan media arus utama. Sekarang Ayu Gani berdiri percaya diri di runway-runway ternama dunia, membawa nama Indonesia ke panggung internasional.

Sawitri Khan, Kulit Gelap, Wajah Lokal, Kelas Dunia

Sawitri, model berdarah India-Indonesia asal Bali, semasa kecil kerap dipanggil “badeng” karena kulitnya yang gelap dan tubuhnya yang kurus. Ejekan ini bahkan datang dari lingkungan sekolah dan sosial terdekat. Nggak gampang memang, tapi Sawitri punya mental baja. Dengan keyakinan dan kerja keras, ia menembus industri modeling Eropa. Kini, ia tampil di Lisbon & Portugal Fashion Week, jadi wajah brand-brand besar seperti Guerlain dan Marimekko. Ceritanya mengajarkan kita bahwa warna kulit bukan penghalang mimpi, dan bahwa keunikan kita justru bisa jadi identitas yang kuat.

Clara Shafira Krebs, Diversity is Power

Clara Shafira Krebs, Miss Universe Indonesia 2024, juga punya cerita yang relatable. Karena sering berpindah-pindah negara, Clara tumbuh dengan banyak perbedaan budaya. Bukannya mudah, justru Clara sering jadi korban perundungan karena dianggap berbeda. Ia mengalami perundungan verbal dan fisik, bahkan sejak masa SD hingga SMA. Tapi Clara memilih berdamai dengan pengalamannya. Kini, selain sukses di panggung beauty pageant, Clara juga aktif menyuarakan isu mental health dan self-love lewat platform My Safe Space. Mendorong lebih banyak perempuan Indonesia untuk berani menghadapi luka batin dan tidak takut bercerita.

Bullying Bukan Akhir, Justru Titik Awal

Perempuan indonesia bangkit dari Bully dan yang bikin kisah-kisah mereka powerful bukan cuma karena suksesnya sekarang. Tapi karena mereka semua membuktikan bahwa masa lalu yang kelam bukan penentu masa depan. Mereka berdamai dengan luka, merangkul perbedaan, dan menjadikannya bahan bakar untuk melesat lebih tinggi.

Kita hidup di era yang penuh tekanan sosial dari body shaming, bullying online, sampai standar cantik yang nggak realistis. Tapi keberanian mereka mengajarkan satu pesan penting: standar siapa yang sebenarnya kita pakai? Bukankah yang terpenting adalah menjadi versi terbaik dari diri sendiri?

Punya Cerita Sejenis

Kalau kamu pernah mengalami bullying, kamu nggak sendirian. Mungkin sekarang kamu sedang berada di fase sulit, tapi percayalah, itu bukan akhir cerita kamu. Seperti Prilly, Maudy, Gani, Sawitri, dan Clara, kamu juga bisa menulis bab baru yang lebih kuat, lebih indah, dan lebih membanggakan.

Kalau kamu berani berbagi, ceritakan pengalamanmu di kolom komentar atau tag @hypepopmagz. Siapa tahu ceritamu bisa jadi kekuatan buat Popers lainnya yang juga butuh semangat!

Stay strong, stay unique! 

Baca juga : Kisah Alyssa Paramitha Daguise

Leave a Comment

You must be logged in to post a comment
Please Login or Register now!