Tribute vs Imitasi, Saat Panggung Ayu Ting Ting Bikin Netizen Panas Dingin

HYPEPOP - 14 August 2025 - 0

Hi Popers! Panggung hiburan lagi-lagi panas setelah penampilan Ayu Ting Ting di sebuah acara TV bikin netizen heboh. Bukan karena suara atau lagunya yang off beat, tapi karena look dan gaya panggungnya disebut-sebut mirip banget sama Jennie BLACKPINK. Dari outfit all black, pose anggun tapi fierce, sampai cara memegang mic, netizen langsung bikin side-by-side comparison di Twitter. Debat panas pun meledak di timeline, bikin semua orang penasaran apakah ini tribute atau imitasi yang kebablasan?

Tribute, Saat Inspirasi Jadi Penghormatan

Di dunia hiburan, tribute itu wajar dan dihargai. Artis memberi penghormatan pada idolanya lewat gaya berpakaian, aransemen lagu, atau koreografi. Misalnya, Billie Eilish pernah melakukan tribute ke Marilyn Monroe, tapi tetap mempertahankan ciri khas oversized outfit yang jadi identitasnya. Atau Beyoncé yang mengambil koreografi Bob Fosse, tapi mengubahnya jadi power move khas dirinya. Tribute sejati selalu punya signature touch. Penonton bisa langsung bilang, “Oh, ini terinspirasi dari A, tapi tetap B banget.” Dan di situ letak respek muncul.

Imitasi, Saat Inspirasi Kehilangan Identitas

Masalahnya, garis antara tribute dan imitasi itu tipis banget. Kalau inspirasi diambil mentah-mentah tanpa tambahan elemen baru, penonton akan menganggapnya sebagai duplikasi. Niat baik bisa terlihat seperti usaha menumpang popularitas orang lain. Kasus Ayu Ting Ting jadi ramai dibahas karena kemiripan yang terlalu persis membuat publik sulit melihat “Ayu” di balik penampilannya. Bahkan ada netizen di X (Twitter) dengan akun @teuzen yang nyeletuk, “Ini bukan Ayu Ting Ting, ini Ayu Ting Ting mencoba jadi Jennie versi dangdut.” Kalimat ini langsung viral, dibagikan ribuan kali, dan memicu perang komen antara pembela dan pengkritik.

Kenapa Gen Z Ikut Ribut?

Gen Z tumbuh di era remix culture tidak ada kata salah untuk bikin outfit recreation atau dance cover. Di TikTok, hal ini malah jadi tren. Tapi saat hal itu dibawa ke panggung profesional, ekspektasi pun beda. Penonton ingin melihat inovasi, bukan sekadar copy-paste. Banyak Gen Z yang bilang tribute harus jujur. Kalau terinspirasi, bilang saja. Bahkan lebih keren kalau ditunjukkan di balik layar: dengan cara posting moodboard, menyebut nama idola di caption, atau kasih kredit di wawancara. Ini bukan cuma etika, tapi juga cara menjaga keaslian branding seorang artis.

Panggung Sebagai Bahasa Ekspresi

Fashion panggung bukan sekadar baju, ini adalah bahasa visual seorang performer. Dan bahasa itu seharusnya punya dialek unik. Lady Gaga bisa terlihat seperti Bowie, tapi tetap Gaga. Harry Styles bisa mirip Mick Jagger, tapi auranya tetap Harry. Itulah bedanya tribute dengan imitasi. Kalau panggung kehilangan ciri khas, itu seperti seseorang membaca puisi orang lain tapi dengan nada dan intonasi yang sama persis. Tidak ada “jiwa” yang berbeda.

Show Time atau Showdown?

Kasus Ayu Ting Ting ini bisa jadi pelajaran berharga untuk semua performer, terutama generasi muda yang ingin sukses di panggung. Mengambil inspirasi itu sah, bahkan penting. Tapi jangan lupa memberi sentuhan pribadi, karena di era digital, audiens bukan cuma penonton mereka adalah pengawas gaya yang super kritis. Jadi, apakah penampilan Ayu ini tribute tulus atau imitasi kebablasan? Jawabannya, ada di mata yang menonton dan yang trending di medsos.

Picture Source: IG @ayutingting92

Baca Juga:
5 Drama Korea Bertema Kesehatan Mental 

Jangan lupa Follow IG Hypepopmaz untuk konten-konten menarik lainnya

Leave a Comment

You must be logged in to post a comment
Please Login or Register now!